steven oyieb
Jumat, 30 Mei 2014
Jumat, 16 Mei 2014
Surat Untuk Calon Pendampingku
Untuk 'seseorang' yang menungguku...
Apa kabar calon istriku? Hope u well and do take care... Allah selalu bersama kita.
Calon Istriku...
Masihkah menungguku.. .? Hmm... menunggu, menanti atau whateverlah yang sejenis dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?! Menunggu... hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai hal yang “istimewa”. Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa. Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu. Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat.
Apa kabar calon istriku? Hope u well and do take care... Allah selalu bersama kita.
Calon Istriku...
Masihkah menungguku.. .? Hmm... menunggu, menanti atau whateverlah yang sejenis dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?! Menunggu... hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai hal yang “istimewa”. Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa. Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu. Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat.
Banyak hal lain yang bisa kau lakukan saat menunggu. Percayalah bahwa tak selamanya sendiri itu perih.
Calon Istriku...
Percayalah
padaku aku pun rindu akan hadirmu. Aku akan datang, tapi mungkin tidak
sekarang. Karena jalan ini masih panjang. Banyak hal yang menghadang.
Hatiku pun melagu dalam nada angan. Seolah sedetik tiada tersisakan.
Resah hati tak mampu kuhindarkan. Tentang sekelebat bayang, tentang
sepenggal masa depan. Karang asaku tiada ' kan terkikis dari panjang
jalan perjuangan hanya karena sebuah kegelisahan. Lebih baik
mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan. Keputusan besar untuk
datang kepadamu.
Calon Istriku...
Jangan
menangis, jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu. Percayalah
padaNYA, Yang Maha Pemberi Cinta, bahwa ini hanya likuan hidup yang
pasti berakhir. Yakinlah “saat itu” pasti ' kan tiba.
Tak
usah kau risau karena makin memudarnya kecantikanmu. Karena kecantikan
hati dan iman yang dicari. Tak usah kau resah karena makin hilangnya
aura keindahan luarmu. Karena aura keimananlah yang utama. Itulah auramu
yang memancarkan cahaya syurga. Merasuk dan menembus relung jiwa.
Wahai perhiasan terindah...
Hidupmu
jangan kau pertaruhkan. Hanya karena kau lelah menunggu. Apalagi hanya
demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam sesaat,
tapi ia bisa hancur dalam sedetik. Seperti Kota Iraq yang dibangun
berpuluh tahun, tapi bisa hancur dalam waktu sekian hari.
Jangan
pernah merasa, hidup ini tak adil. Kita tak akan pernah bisa
mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup. Pasrahkan inginmu
sedalam kalbu pada tahajjud malammu. Bariskan harapmu sepenuh rindumu
pada istikharah di shalat malammu. Pulanglah padaNYA, ke dalam
pelukanNYA. Jika memang kau tak sempat bertemu diriku, sungguh itu
karena dirimu begitu mulia, begitu suci. Dan kau terpilih menjadi ainul
mardhiyah di jannahNYA.
Calon Istriku...
Skenario
Allah adalah skenario terbaik. Dan itu pula yang telah Ia skenariokan
untuk kita. Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang
merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya. Untuk membangun
kembali peradaban ideal seperti cita kita.
Calon istriku...
Ku
tahu kau merinduiku, bersabarlah saat indah ' kan menjelang jua. Saat
kita akan disatukan dalam ikatan indah pernikahan. Apa kabarkah kau di
sana ? Lelahkah kau menungguku berkelana, lelahkah menungguku kau di
sana ? Bisa bertahankah kau di sana ? tetap bertahanlah kau di sana .
Aku akan segera datang, sambutlah dengan senyum manismu. Bila waktu itu
telah tiba, kenakanlah mahkota itu, kenakanlah gaun indah itu. Masih
banyak yang harus kucari, 'tuk bahagiakan hidup kita nanti...
Calon istriku...
Malam
ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir. Hatiku terasa kelu
dengan derita yang mendera, kutahan derita malam ini sambil menghitung
bintang. Cinta membuat hati terasa terpotong-potong. Jika di sana ada
bintang yang menghilang, mataku berpendar mencari bintang yang datang.
Bila memang kau pilihkan aku tunggu sampai aku datang.
Ku
awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat. Dan mendo'akanmu agar
kau selalu sehat, bahagia, dan mendapat yang terbaik dari-Nya. Aku tak
pernah berharap kau ' kan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini.
Hanya dengan rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup. Maka hanya dengan
mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini. Mungkin
kau tak pernah sadar betapa mudahnya kau 'tuk dikagumi. Akulah orang
yang ' kan selalu mengagumi, mengawasimu, menjagamu dan mencintaimu.
Calon Istriku...
Saat
ini ku hanya bisa mengagumimu, hanya bisa merindukanmu. Dan tetaplah
berharap, terus berharap. Berharap aku ' kan segera datang. Jangan
pernah berhenti berharap. Karena harapan-harapanlah yang membuat kita
tetap hidup.
Bila
kau jadi istriku kelak, jangan pernah berhenti memilikiku dan
mencintaiku hingga ujung waktu. Tunjukkan padaku kau ' kan selalu
mencintaiku. Hanya engkau yang aku harap. Telah lama kuharap hadirmu di
sini. Meski sulit harus kudapatkan. Jika tidak kudapat di dunia, ' kan
kukejar sang ainul mardhiyah yang menanti di syurga.
Ku
akui cintaku tak hanya hinggap di satu tempat, aku takut mungkin diriku
terlalu liar bagimu. Namun sejujurnya, semua itu hanyalah persinggahan
egoku, pelarian perasaanku dan sikapmu telah meluluhkan jiwaku. Waktu
pun terus berlalu dan aku kian mengerti apa yang akan ku hadapi dan apa
yang harus kucari dalam hidup.
Arti Sebuah Cinta Sejati
Kenapa
kita menutup mata ketika kita tidur? ketika kita menangis?ketika kita
membayangkan?itu karena hal terindah di dunia TIDAK TERLIHAT. Ketika
kita menemukan seseorang yang keunikannya sejalan dengan kita, kita
bergabung dengannya dan jatuh kedalam suatu keanehan serupa yang
dinamakan CINTA.
Cinta
Yang Agung…..adalah ketika kita menitikkan air mata dan kita masih
peduli kepadanya, adalah ketika dia tidak memperdulikan kita dan kita
menunggunya dengan setia, adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kita masih bisa tersenyum sembari berkata "aku turut berbahagia
untukmu". Apabila cinta tidak berhasil bebaskan diri kita, biarkan hati
kita kembali melebarkan sayapnya dan terbang kealam bebas lagi.
Ingatlah
bahwa kita mungkin menemukan cinta dan kehilangannya, tapi…..ketika
cinta itu mati kita kidak perlu mati bersamanya. Orang terkuat bukan
mereka yang selalu menang, melainkan mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh. Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kita belajar
tentang diri kita sendiri dan menyadarinya bahwa penyesalan hanyalah
penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kita buat
sendiri.
Mencintai…..
Bukanlah
bagaimana kita melupakan, melainkan bagaimana kita memaafkan. Bukanlah
bagaimana kita mendengarkan melainkan bagaimana kita mengerti. Bukanlah
Bagaimana kita melepaskan, melainkan bagaimana kita bertahan. Bukanlah
apa yang kita lihat melainkan apa yang kita rasa. Lebih berbahaya
mencucurkan air mata dalam hati dibandingkan menangis tersedu-sedu. Air
mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi
menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang.
Dalam
urusan cinta, kita sangat jarang menang. Tapi ketika cinta itu tulus,
meskipun kalah kita tetap menang. Hanya karena kita berbahagia dapat
mencintai seseorang lebih dari diri kita sendiri. Akan tiba saatnya
nanti, dimana kita harus berhenti mencintai seseorang. Bukan karena
orang itu berhenti mencintai kita, melainkan karena kita menyadari bahwa
dia akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya. Apabila kita
benar-benar mencintai seseorang, jangan lepaskan dia, jangan percaya
bahwa melepaskannya selalu berarti kita benar-benar mencintai, melainkan
berjuanglah demi cintamu….itulah cinta sejati…..
Kadang
kala orang yang kita cintai adalah orang yang paling menyakiti hati
kita, dan kadang kala juga temen yang menangis bersama kita adalah cinta
yang tidak kita sadari keberadaanya.
Cinta
selalu tak akan pernah bisa diungkapkan dengan apapun yang sesuai
dengan kehendak kita, karena bahasa cinta adalah bahasa yang abstrak,
bahasa yang hanya akan dimengerti oleh mereka yang peka dan mengenali apa itu cinta…..
Jumat, 09 Mei 2014
Langganan:
Postingan (Atom)